Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi Imam Syafi'i : Singkat dan Lengkap (1)

Siapa pun pasti pernah mendengar nama Imam Syafi'i. Beliaulah pendiri dari madzhab fiqih yang dijadikan pedoman oleh mayoritas kamu muslimin di Nusantara, yaitu madzhab Syafi'i.

Nama beliau Abu Abdillah Muhammad bin Idris As-Syafi'i. Adapun nasab keturunan beliau Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Ustman bin Syafi' bin As-Saib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdu Manaf bin Qushay. 

Dari nasab beliau, bisa diketahui bahwa beliau adalah keturunan Suku Quraisy dan garis keturunan beliau bertemu dengan keturunan Rasulullah pada kakek moyang beliau yang bernama Abdu Manaf bin Qushay.

Beliau lahir di Gaza, pada tahun 150 Hijriah. Yaitu tahun yang sama dengan tahun wafatnya Imam Abu Hanifah, pendiri madzhab Hanafi. 

Beliau terlahir yatim. Sebab tak lama setelah kelahirannya ayah beliau wafat. Sehingga beliau diasuh dan dididik oleh ibunya yang merupakan seorang wanita sholehah dan berilmu.

Ibu beliau sangat perhatian dengan pendidikan Imam Syafi'i. Karenanya, di usia 2 tahun sang ibu membawanya pindah dari Gaza menuju kota Mekkah. Kota yang penuh dengan para ahli ilmu agama.

Di kota Mekkah Imam Syafi'i diserahkan oleh ibunya kepada guru-guru untuk belajar membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an.

Dibalik kesuksesan seorang laki-laki, pasti ada wanita yang mendukung di belakangnya. Berkat perhatian dan dukungan kuat dari sang ibu, Imam Syafi'i sudah hafal Al-Qur'an di usia 7 tahun dan juga hafal kitab Muwattha' karya Imam Malik di usia 10 tahun.

Imam Syafi'i adalah salah seorang yang Allah berikan kelebihan kuat fahalan. Suatu ketika beliau pernah bercerita bahwa jika ia ingin menghafal sebuah kitab, maka beliau menutup halaman yang setelahnya dengan tangan beliau. Itu karena beliau khawatir halaman tersebut beliau hafal terlebih dahulu sebelum halaman yang sebelumnya.

Di kota Mekkah Imam Syafi'i berguru kepada para pakar Ilmu Fiqih di kota Mekkah saat itu. Diantara guru Imam Syafi'i saat beliau tinggal di Mekkah adalah : 

- Imam Sufyan bin Uyainah

- Imam Muslim bin Khalid Az-Zinji.

Disamping belajar ilmu fiqih kepada ulama-ulama besar di Mekkah, beliau juga mendalami bahasa Arab dengan sering datang dan berinteraksi dengan Suku Hudzail. Suku yang paling fasih berbahasa Arab kala itu. Sehingga bisa dikatakan bahwa Imam Syafi'i sudah menguasai ilmu fiqih dan bahasa Arab di usia yang masih muda.

Ketika berumur 13 tahun, Imam Syafi'i pergi meninggalkan kota Mekkah menuju kota Madinah. Tujuannya tidak lain adalah untuk belajar dan mengambil ilmu langsung dari Imam Malik bin Anas. Ulama besar di kota Madinah, pendiri madzhab Maliki dan sosok dibalik kitab Al-Muwatta' yang fenomenal.

Di awal pertemuannya dengan Imam Malik, sang Imam mendapatkan firasat baik mengenai muridnya itu dan berpesan kepadanya : 

يا محمد ، اتق الله و اجتنب المعاصي ، فإنه سيكون لك شأن

"Wahai Muhammad (nama Imam Syafi'i), bertakwalah kepada Allah dan jauhilah perbuatan maksiat. Ketahuilah bahwa sesuatu yang baik akan terjadi kepadamu."

Sejak saat itu Imam Syafi'i menetap di kota Madinah dan terus melazimi dan menimba ilmu dari Imam Malik, baik itu ilmu fiqih dan hadist, hingga sang guru wafat. Yaitu pada tahun 179 Hijriah. 

Sepeninggal Imam Malik, karena situasi perekonomian yang sulit beliau memutuskan untuk mulai fokus mencari pekerjaan. Hal ini beliau lakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan juga untuk menjadi bekal untuk kembali menuntut ilmu.

Hal pertama yang beliau lakukan adalah pergi meninggalkan Mekkah dan Madinah menuju ke Negeri Yaman. Dengan ditemani beberapa penduduk Mekkah, beliau mulai mencari pekerjaan di Yaman. 

Karena kinerja beliau yang sangat baik dan amanah, nama beliau mulai dikenal baik oleh penduduk Yaman dan hingga pada akhirnya beliau dipercaya untuk menjadi Qhadi (hakim) di Yaman. 

Di tengah kesibukan Imam Syafi'i sebagai seorang Qhadi, ternyata beliau juga meluangkan waktu untuk belajar dari beberapa ulama Yaman saat itu. Diantaranya : 

- Imam Hisyam bin Yusuf, Qhadi kota Sana'a

- Imam 'Amr bin Salamah, murid Imam Al-Auza'i

- Imam Yahya bin Hassan, murid Imam Layth bin Sa'ad

Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan. Dibalik kesuksesan Imam Syafi'i sebagai seorang Qhadi, ternyata banyak yang tidak menyukai keadilan dan ketegasan beliau dalam memutuskan sebuah perkara. Hingga pada akhirnya beliau pun difitnah  sebagai penganut aliran Syi'ah dan dituduh ingin memberontak terhadap pemerintahan Dinasti Abbasiyah.

Fitnah yang terjadi memaksa Imam Syafi'i untuk pergi meninggalkan Yaman. Beliau melanjutkan perjalanan dan memutuskan menuju kota Baghdad. Sebuah kota yang menjadi sentral keilmuan dan tempat berkumpulnya para ulama di zaman itu.

Di kota Baghdad, imam Syafi'i kembali menuntut ilmu dari beberapa ulama fiqih ternama. Seperti :

- Imam Muhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibani. Murid dari Imam Abu Hanifah, pendiri madzhab Hanafi.

- Imam Waqi' bin Al-Jarrah Al-Kufi.

Mengenai Imam Waqi', dalam sebuah syair yang terkenal beliau pernah bercerita :

شَكَوتُ إِلى وَكيعٍ سوءَ حِفظي # فَأَرشَدَني إِلى تَركِ المَعاصي

وَأَخبَرَني بِأَنَّ العِلمَ نورٌ # وَنورُ اللَهِ لا يُهدٰى لِعاصي

"Aku pernah mengadu kepada Imam Waqi' tentang buruknya hafalanku # lalu beliau pun menasehatiku agar meninggalkan perbuatan maksiat.

Beliau juga memberitahuku bahwa ilmu adalah "nur" # dan "nur" Allah tidak akan diberikan kepada orang yang melakukan maksiat.

Imam Syafi'i terus menimba ilmu dan menetap di kota Baghdad, hingga pada akhirnya guru beliau Imam Muhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibani wafat. Yaitu pada tahun 189 Hijriah.

*****

Kisah kehidupan Imam Syafi'i selanjutnya insyaallah akan ditulis pada artikel yang akan datang. Klik disini.

Semoga bermanfaat.

Hanif Firdaus B.Sc, Alumni Al-Ahgaff University, Hadramaut, Yaman

Referensi : 

- محاضرات دراسات فقهية على مذهب الإمام الشافعي للدكتور علوي بن عبد القادر العيدروس






Taklim Santai
Taklim Santai Platform Belajar Ilmu Fiqih Wanita dan Kajian Online Khusus Muslimah

Posting Komentar untuk "Biografi Imam Syafi'i : Singkat dan Lengkap (1)"