Fiqih Wanita 3 : Yang Diharamkan bagi Wanita Haid (1)
Pada pengajian yang sebelumnya, kita sudah membahas tentang beberapa hukum yang terkait dengan permasalahan haid. Seperti hukum perempuan yang pertama kali haid, hukum wanita yang darah haidnya terputus-putus, hukum wanita yang darahnya melebihi masa maksimal haid dan hukum keputihan. Untuk lebih jelasnya silahkan muraja'ah dulu di Fiqih Wanita 2 : Hukum dan Problematika Haid.
Dari pelajaran sebelumnya insyaallah kita sudah bisa mengetahui apa itu darah haid dan bisa membedakan antara darah haid dan lainnya. Jika seorang wanita sudah yakin mengalami haid atau datang bulan, apa saja hal yang tidak boleh dia lakukan?
*****
Yang Diharamkan bagi Wanita Haid
Ada 10 perkara yang tidak diperbolehkan dan wajib dihindari oleh wanita yang sedang haid atau datang bulan. Yaitu :
1. Sholat
2. Thawaf
3. Menyentuh Al-Qur'an
4. Membawa Al-Qur'an
5. Membaca Al-Qur'an
6. Berdiam di Masjid
7. Puasa
8. Talak
9. Jima'
10. Istimta' antara pusat dan lutut
11. Bersuci dengan niat ibadah
Agar lebih jelas, mari kita bahas 10 perkara diatas satu persatu.
*****
Larangan Pertama : Shalat
Ketika wanita haid, dia tidak wajib bahkan tidak boleh mengerjakan sholat. Baik sholat fardhu ataupun sholat sunah. Termasuk juga dia tidak boleh mengerjakan sholat kifayah, sujud tilawah dan sujud syukur.
Sholat kifayah, sujud tilawah dan sujud syukur, walaupun gerakannya tidak sempurna seperti sholat tetapi para ulama fiqih tetap menyamakan hukumnya seperti sholat. Karena itulah ketiganya tidak boleh dikerjakan kecuali dalam keadaan suci dari hadast kecil dan besar.
*****
Larangan Kedua : Thawaf
Ketika wanita menunaikan ibadah haji atau umrah, diantara pekerjaan haji dan umrah yang wajib dikerjakan adalah Thawaf. Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali.
Diantara semua pekerjaan haji, thawaf adalah satu-satunya ibadah yang harus dikerjakan dalam keadaan suci, sama seperti sholat.
Jika saat haji atau umrah tiba-tiba seorang wanita datang masa haidnya, maka dia tidak boleh mengerjakan thawaf. Dia wajib menunggu hingga suci terlebih dahulu agar bisa melakukan thawaf dan menyempurnakan ibadah haji dan umrahnya. Untuk pekerjaan haji yang lain, seperti berihram, wuquf di Arafah, sa'i dan lainnya, masih boleh dilakukan walaupun sedang dalam keadaan haid.
*****
Larangan ketiga : Menyentuh Al-Qur'an
Termasuk yang dilarang bagi wanita haid adalah menyentuh Al-Qur'an. Baik menyentuh dengan telapak tangan atau dengan anggota tubuh yang lain. Baik menyentuh secara langsung atau menggunakan penghalang seperti kaus tangan dan sapu tangan. Selama masih dikatakan menyentuh dengan tubuh maka hukumnya tetap tidak bolah.
Berbeda hukumnya jika menyentuh Al-Qur'an dengan benda lain, seperti batang kayu. Hal ini diperbolehkan karena dia tidak menyentuh dengan anggota tubuhnya. Melainkan dengan wasilah benda lain, yaitu kayu. Maka dari itu, seorang wanita boleh saya menulis ayat Al-Qur'an dalam keadaan haid asalkan tidak sampai menyentuh kertas atau papan tulis yang bertuliskan ayat tersebut.
Penting untuk kita fahami juga bahwa yang dimaksud dengan Al-Qur'an adalah : "Segala sesuatu yang tertulis padanya Al-Qur'an dengan tujuan untuk dibaca, walaupun yang tertulis hanya sebagian dari ayat Al-Qur'an". Baik tertulis di kertas, kain, kayu atau apapun selama tertulis di sana tertulis ayat Al-Qur'an dan tujuannya untuk dibaca maka hukumnya tidak boleh disentuh.
Jika ada suatu benda yang ditulisi dengan ayat Al-Qur'an, hanya saja tujuannya bukan untuk dibaca. Tapi untuk hal lain seperti mengambil berkah, menjaga diri, hiasan atau tujuan lainnya, hukumnya adalah boleh menyentuh benda tersebut. Seperti menyentuh gantungan kunci yang bertuliskan ayat kursi, dinding yang bertuliskan kaligrafi Al-Qur'an dan lainnya.
Bagaimana hukumnya jika ada suatu benda tidak hanya bertuliskan Al-Qur'an tapi juga ada tulisan lain selain Al-Qur'an? Seperti kitab tafsir, terjemah Al-Qur'an dan buku amalan yang isinya ada surat Yasin dan lainnya. Apakah hukumnya sama seperti menyentuh Al-Qur'an?
Hukum menyentuh benda yang bertuliskan Al-Qur'an dan lainnya diperinci sebagai berikut :
- Jika huruf Al-Qur'an lebih banyak maka hukumnya tidak boleh disentuh.
- Jika huruf Al-Qur'an sama banyaknya atau lebih sedikit maka hukumnya boleh disentuh.
Penting :
1. Jika suatu benda ditulisi ayat Al-Qur'an dengan tujuan untuk dibaca, maka benda tersebut dihukumi Al-Qur'an sehingga kita wajib memuliakannya seperti Al-Qur'an. Kita tidak boleh menyentuhnya kecuali dalam keadaan suci, selama ayat suci Al-Qur'an masih tertulis disitu.
Berangkat dari sini, jika benda sudah dihukumi Al-Qur'an, maka segala sesuatu yang terhubung dan identik dengan benda tersebut juga tidak boleh disentuh kecuali dalam keadaan suci. Mushaf Al-Qur'an misalnya, disamping kita tidak boleh menyentuh lembarannya tanpa wudhu, kita juga tidak boleh menyentuh cover, tali pembatas, bahkan box atau tempat penyimpanan khusus untuk Al-Qur'an selama ada Al-Qur'an di dalam box tersebut.
2. Jika suatu benda bertuliskan ayat Al-Qur'an dan tujuannya untuk dibaca, maka kita tidak boleh menyentuhnya selama tulisan itu ada di benda tersebut. Contoh : papan tulis yang ditulisi Surah atau Ayat Al-Qur'an dengan tujuan untuk dibaca. Maka selama tulisan masih ada, kita tidak boleh menyentuh papan tulis tersebut. Namun jika tulisan sudah dihapus, maka papan tulis tidak lagi dihukumi seperti Al-Qur'an.
Dari sini kita bisa mengetahui hukum menyetuh hp yang di dalamnya aplikasi Al-Qur'an. Jika kita menyentuh hp saat aplikasi Al-Qur'an terbuka sehingga ayat-ayat Qur'an muncul di layar, maka selama ayat-ayat Al-Qur'an muncul di layar kita tidak boleh menyetuh hp kecuali dalam keadaan suci.
Jika kita sudah keluar dari aplikasi, sehingga tidak ada lagi ayat-ayat Al-Qur'an yang muncul di layar hp, maka hukum hp kembali menjadi sedia kala. Kita boleh menyentuhnya tanpa wudhu, walaupun terinstal aplikasi Al-Qur'an di dalam hp tersebut. Wallahu A'alam.
*****
Larangan keempat : Membawa Al-Qur'an
Disamping tidak boleh menyentuh Al-Qur'an, wanita haid juga tidak boleh membawa Al-Qur'an walaupun tanpa menyentuhnya. Seperti membawa tas yang isinya hanya Al-Qur'an.
Tapi jika dia membawa Al-Qur'an bersama benda lainnya walaupun hanya pulpen, maka hukumnya adalah boleh dengan syarat dia tidak berniat membawa Al-Qur'an. Tapi niatnya adalah membawa barang selain Al-Qur'an.
Contoh : membawa tas yang berisi Al-Qur'an dan pakaian dengan niat membawa pakaian.
*****
Larangan kelima : Membaca Al-Qur'an
Selain menyentuh dan membawa Al-Qur'an, wanita haid juga tidak diperkenankan membaca Al-Qur'an dengan niat membaca Al-Qur'an.
Membaca Al-Qur'an bagi wanita haid tidak diperbolehkan dengan 2 syarat, yaitu :
1. Membaca harus dengan suara sampai terdengar telinganya sendiri.
2. Membaca dengan niat membaca Al-Qur'an.
Jika dia membaca Al-Qur'an hanya di dalam hati, atau dengan suara tapi dengan niat membaca zikir, do'a, penjagaan diri atau mengambil berkah, maka hukumnya adalah diperbolehkan.
Contoh : membaca Ayat Kursi untuk penjagaan diri.
*****
Untuk perkara yang diharamkan bagi wanita haid yang selanjutnya, insyaallah akan dibahas pada pengajian yang berikutnya.
Semoga bermanfaat.
Hanif Firdaus Bsc, Alumni Al-Ahgaff University, Hadramaut, Yaman.
Posting Komentar untuk "Fiqih Wanita 3 : Yang Diharamkan bagi Wanita Haid (1)"