Biografi Imam Syafi'i : Singkat dan Lengkap (2)
Tak lama pasca wafat Imam Muhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibani pada tahun 189 Hijriah, Imam Syafi'i pergi meninggalkan kota Baghdad menuju ke Kota Mekkah.
Tidak seperti sebelumnya, kini Imam Syafi'i tak hanya belajar, tapi juga mulai mengajarkan ilmu fiqih di kota tersebut. Beliau membuka majlis ilmu dan fatwa yang letaknya di sekitar halaman sumur zam-zam, tepat di hadapan Ka'bah, Masjidil Haram.
Kemunculan beliau bagai membawa angin segar dalam ilmu fiqih. Dalam mengajar beliau tidak hanya meriwayatkan hadist-hadist dan menjelaskannya seperti metode ulama ahli hadist (أهل الحديث). Sebuah metode istinbat yang lumrah digunakan di wilayah Hijaz (Mekkah, Madinah dan sekitarnya). Metode ini dipakai oleh para ahli hadist dan dipopulerkan oleh Imam Malik, pendiri Madzhab Maliki .
Beliau juga tidak hanya fokus memakai metode qiyas dan logika dalam memutuskan hukum seperti metode ulama ahli ra'yi (أهل الرأي). Metode istinbat ini lumrah digunakan di daerah luar Hijaz, seperti Irak. Metode ini dipopulerkan oleh ulama besar di kota tersebut, yaitu Imam Abu Hanifah, pendiri Madzhab Hanafi.
Perjalanan yang panjang dalam menuntut ilmu dan berguru dari ahli hadist dan ahli ra'yi mengantarkan beliau kepada metode istinbat yang baru. Sebuah metode yang mengkombinasikan kedua metode yang ada.
Setelah kurang lebih 6 tahun mengajar dan berfatwa di kota Mekkah, Imam Syafi'i memutuskan kembali ke kota Baghdad untuk memperkenalkan madzhab beliau yang baru di kota tersebut.
Beliau memilih kota Baghdad karena kota tersebut adalah ibu kota pemerintahan saat itu dan merupakan pusat berkumpulnya para ulama dan penuntut ilmu.
Sesampainya di kota Baghdad, beliau membuka majlis di Masjid Jami' yang sangat populer dan penuh dengan pelajar. Yaitu masjid jami' yang dibangun oleh Abu Ja'far Al-Manshur, Khalifah kedua Dinasti Abbasiyah.
Kabar kembalinya Imam Syafi'i ke Baghdad tersebar begitu cepat di kalangan pecinta ilmu. Sehingga banyak yang datang dan menghadiri majlis beliau. Diceritakan bahwa pada minggu pertama Imam Syafi'i membuka majlis dan mulai mengajar, ada sekitar 20 majlis ilmu di masjid tersebut. Dan di minggu selanjutnya, hanya tersisa 3 atau 4 majlis.
Kurang lebih selama 2 tahun Imam Syafi'i menetap di kota Baghdad menyampaikan pendapat beliau yang dikenal dengan istilah Madzhab Qadim atau Qaul Qadim. Yaitu pendapat yang disampaikan oleh Imam Syafi'i saat masih mukim di Baghdad.
Madzhab Qadim ini beliau sampaikan kepada murid-murid beliau di Baghdad dan juga beliau bukukan dalam karya tulis. Yaitu : Kitab Ar-Risalah Al-Qadimah (versi lama) yang membahas tentang Ushul (أصول) atau dasar-dasar Madzhab dan juga kitab Al- Hujjah yang menjelaskan tentang hukum-hukum furu' (فروع).
Diantara tokoh-tokoh yang mengambil dan meriwayatkan madzhab Qadim adalah :
- Imam Ahmad bin Hambal.
- Imam Abu Tsaur.
- Imam Al-Hasan Az-Za'farani
Dua tahun berlalu. Imam Syafi'i pun meninggalkan Baghdad lalu kembali ke Mekkah dan menetap di kota tersebut selama setahun. Kemudian kembali lagi ke Baghdad untuk ketiga kalinya dan menetap disana hanya satu bulan. Lalu beliau kembali lagi ke Mekkah untuk menunaikan manasik haji, hingga pada akhirnya beliau memutuskan untuk pergi ke Mesir.
Imam Syafi'i tiba di Mesir pada permulaan tahun 200 Hijriah. Di awal kedatangannya ada 3 madzhab fiqih yang populer di kota tersebut. Madzhab Imam Malik, Madzhab Abu Hanifah dan juga Madzhab Imam Laist bin Sa'ad yang merupakan Madzhab fiqih lokal yang sudah ada di Mesir sejak awal.
Madzhab Imam Laist tidak bertahan hingga sekarang karena banyak dari murid-murid beliau tidak mencatat dan menyebarkannya.
Mengenai Imam Laist, Imam Syafi'i pernah berkomentar :
"Sebenarnya Imam Laist itu lebih ahli dalam ilmu fiqih dari pada Imam Malik. Hanya saja, murid-muridnya tidak melestarikan madzhab beliau."
Sejak kedatangan beliau di Mesir, beliau menghabiskan waktu dengan mengajar, menulis dan beribadah. Salah seorang murid beliau bercerita :
"Selama di Mesir, jarang sekali aku melihat Imam Syafi'i makan di siang hari atau tidur di malam hari."
Beliau membuka majlis di Masjid Jami' Amr bin Ash yang berlokasi di ibukota Mesir, Fustat. Beliau mengajar di masjid tersebut dari selepas menunaikan sholat subuh hingga waktu zhuhur. Malam harinya, beliau membagi waktu menjadi 3 bagian. Sepertiga untuk menulis, sepertiga untuk tidur dan sepertiga untuk sholat.
Dengan cara inilah Imam Syafi'i menyebarkan madzhab beliau yang baru atau yang dikenal dengan istilah Madzhab Jadid atau Qoul Jadid. Yaitu pendapat baru yang disampaikan oleh Imam Syafi'i ketika mukim di Mesir.
Madzhab Jadid ini beliau sampaikan kepada murid-murid beliau di Mesir dan juga beliau bukukan dalam karya tulis. Yaitu : Kitab Ar-Risalah Al-Jadidah (versi baru) yang membahas tentang Ushul dan juga kitab Al-Umm yang menjelaskan tentang hukum-hukum furu'.
Diantara murid-murid beliau yang meriwayatkan Madzhab Jadid adalah :
- Imam Abu Ya'qub Yusuf bin Yahya Al-Buwaithi
- Imam Abu Ibrahim Ismail bin Yahya Al-Muzani
- Imam Rabi' bin Sulaiman Al-Muradi
Imam Syafi'i wafat di usia 54 tahun setelah menderita penyakit Wasir yang parah hingga akhirnya beliau wafat karena penyakit tersebut. Beliau wafat di malam yang mulia dan di bulan yang mulia pula. Beliau wafat pada malam Jum'at, di akhir bulan Rajab, tahun 204 Hijriah.
Beliau dikuburkan di pemakaman yang dulu bernama "Maqtham". Saat ini makam Imam Syafi'i terletak di area pemakaman Al-Qarafa, Distrik Al-Khalifa, Kairo, Mesir.
*****
Alhamdulillah, menjadi sebuah kemuliaan bagi penulis bisa merangkum biografi Imam Syafi'i secara singkat dan lengkap. Bagi yang ingin membaca biografi beliau bagian sebelumnya silahkan baca https://alamondok.blogspot.com/biografi-imam-syafii-singkat.
Beberapa pelajaran yang bisa penulis bagikan setelah membaca sejarah kehidupan beliau :
1. Beliau adalah sosok yang sangat mencintai ilmu dan ulama. Ini merupakan hasil didikan dari ibu beliau yang merupakan wanita yang sholehah, berilmu dan bertakwa.
2. Beliau adalah sosok yang tidak fanatik. Beliau siap belajar dan mengambil kebenaran dari siapapun. Terbukti beliau tidak hanya belajar dari ulama ahli hadist seperti Imam Malik dan Imam Sufyan bin Uyainah. Namun beliau juga belajar dari ulama ahli ra'yi seperti Imam Muhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibani.
3. Beliau adalah sosok yang menghargai waktu. Tidak ada waktu yang beliau biarkan berlalu sia-sia. Bahkan di penghujung hayat, saat beliau sudah tidak muda lagi juga mulai sakit. Beliau tetap mengajar, menulis dan beribadah.
Maka tidaklah mengherankan jika selain beliau dikenal oleh kalangan ahli fiqih sebagai Mujtahid, di kalangan ahli tasawuf beliau juga dikenal sebagai wali atau kekasih Allah SWT.
Diceritakan bahwa salah seorang yang sholeh bertemu dengan Nabi Khidir dan bertanya :
مَا تَقُوْلُ فِي الشَّافِعِيِّ ؟
"Apa pendapatmu mengenai Imam Syafi'i?"
Lalu Nabi Khidir pun menjawab :
هُوَ مِنَ الأَوْتَادِ .
"Dia termasuk golongan wali awtad."
4. Beliau adalah sosok yang ikhlas. Inilah poin penting yang harus kita teladani dalam berdakwah, mengajar atau melakukan kebaikan apa pun.
Pernah suatu ketika Imam Syafi'i berkata :
وَدِدْتُ أَنَّ الْخَلْقَ يَتَعَلَّمُوْنَ هٰذَا العِلْمَ ، وَ لَا يُنْسَبُ إلَيَّ مِنْهُ شيْءٌ
"Aku ingin sekali orang-orang mempelajari ilmu ini (dariku) dan aku mereka tidak menisbahkan ilmu itu kepadaku sedikitpun."
Terbukti, jika kita menelaah kitab-kitab fiqih madzhab Syafi'i, jarang sekali disebutkan nama Imam Syafi'i di dalamnya.
Keikhlasan inilah yang penulis kira menjadi faktor utama mengapa madzhab beliau tetap ada dan bermanfaat hingga sekarang.
Sebagian orang sholeh mengatakan :
مَا كَانَ لِلّٰهِ دَامَ وَ اسْتَمَرَّ
"Sesuatu yang dilakukan murni karena Allah akan kekal dan abadi."
Semoga dengan membaca biografi orang sholeh dan kekasih Allah, kita menjadi bertambah cinta kepada mereka dan hati kita semakin termotivasi untuk meneladani mereka.
Semoga bermanfaat.
Hanif Firdaus B.Sc, Alumni Al-Ahgaff University, Hadramaut, Yaman.
Referensi :
- محاضرات دراسات فقهية على مذهب الإمام الشافعي للدكتور علوي بن عبد القادر العيدروس .
- حلية الأولياء و طبقات الأصفياء لأبي نعيم الأصفهاني .
- منازل الأئمة الأربعة أبي حنيفة و مالك و الشافعي و أحمد لأبي زكريا يحيى بن إبراهيم الأزدي السلماسي .
Posting Komentar untuk "Biografi Imam Syafi'i : Singkat dan Lengkap (2)"